Ketahui 4 Tipe Humor Untuk Pegangan Hidup

Apakah kamu Dono, Kasino, Indro, Atau..?

 

Hal yang sulit sekali dihindari oleh manusia modern adalah stres. Maafkan saya untuk memulai hari ini dengan kata yang tidak ingin didengar. Tunggu! Jangan gerakan kursor untuk menutup halaman ini karena justru topik pembahasan saya berlawanan dengan urusan stres atau bahkan frustasi. Saya perlu menyebutkan ini diawal karena fakta yang menyedihkan akan tingkat stres manusia modern, terutama yang tinggal di daerah urban, melebihi rata-rata. Akan tetapi, bukan berarti tidak ada obat penyembuhnya. Humor, memasuki ‘Top 3’ cara mengatasi stres yang dialami manusia. Humor dapat menjadi benda penyelamat jika digunakan dengan benar. Karena salah pemakaian humor dapat menjadi penghancur diri sendiri dan penghancur hubungan.

Tawa canda tak hanya sekedar tawa canda. Tawa canda memiliki berbagai perspektif jika dilihat dari pengetahuan general manusia. Disebutkan dalam ilmu psikologi, humor pun tak hanya sekedar humor. Rod Martin, seorang peneliti kepribadian manusia yang mengkhususkan bidang penelitiannya pada humor, membagi humor menjadi 4 bagian:

1. Affiliative

Jenis humor ini mencari bahan tertawa yang ‘aman’ untuk membuat suasana lebih cair. Topik-topik aman dipilih untuk sebagai bahan yang dapat ditertawakan tanpa menimbulkan rasa tersinggung, sehingga dapat menyatukan orang yang mendengarkannya. Humor ini biasa disebut dengan kata yang seringkali kita dengar, yaitu ‘ice-breaker’.

2. Self-enhancing

Tipe humor ini berpusat menertawakan kejadian atau hal yang berhubungan dengan diri sendiri, biasanya digunakan untuk membantu menghadapi masalah pribadi yang dapat menimbulkan stres. Tipe ini dianggap sebagai stress-reliever.

3. Aggressive humor 

Berhati-hatilah dengan tipe humor ini. Tipe humor yang agresif digunakan untuk memojokkan, memanipulasi, atau bahkan mengancam orang lain. Kecenderungan destruktif tinggi dan dapat menganggu baik individu ataupun kelompok yang mendengarkannya.

4. Self-defeating humor 

Tipe aggressive humor memiliki lawan yang seimbang dengan kehadiran tipe self-defeating humor. Humor ini eksis sebagai bentuk pertahanan dan tangkisan terhadap tipe humor agresif. Sang self-defeat mengantisipasi bom yang akan dilempar oleh tipe humor agresif dengan menertawakan dirinya sebelum ditertawakan, biasanya bersamaan dengan sedikit memberi tatapan muka datar dan senyum simpul seakan tidak peduli ataupun kesal ditertawakan. Salah satu strateginya adalah dengan tahu kapan waktu untuk tertawa paling keras.

 

Simpan pengetahuan tentang tipe humor diatas untuk amunisi dalam urusan hubungan percintaan. Humor menjadi bagian penting dalam kelangsungan hubungan, terutama bagi yang porosnya mencari hubungan jangka panjang (Lagipula, para ‘pecinta’ hubungan jangka pendek pun pasti akhirnya akan beralih kearah hubungan jangka panjang. Kamu meragukan pendapat saya? Ajak saya bicara 10 tahun dari sekarang ya apakah kamu masih ‘meragu’?)

Saya ingin bertanya, berapa kali kamu mendengar kata-kata “Dia lucu lho!” saat teman kamu ada yang ingin berperan sebagai mak comblang? Atau seorang teman menggunakan kata-kata tersebut saat mendeskripsikan pacarnya? Mulai terbayang situasi-situasi tersebut? Mulai terasa betapa pentingnya bumbu humor dalam piring makananmu, kan? Hal yang perlu diantisipasi adalah mengetahui bahwa humor dapat berubah menjadi beberapa wujud dikarenakan tipe interaksi humor apa yang terjalin antara dua individu. Ada individu yang merasa pertemuan jenis humor yang berbeda dapat menjadi nafas segar yang ‘butuh’ dihirup, tetapi ada juga yang ‘terselimuti’ dalam satu jenis humor yang tidak dapat menerima jenis humor lainnya yang akhirnya merasa jadi alien.

 

Fakta di Lapangan: Pasangan Yang Berhasil Dipersatukan oleh Humor

Aldi dan Nisa memiliki mutual friends yang cukup banyak sehingga mereka sering bertemu dalam berbagai setting sosial, mulai dari acara nonton bareng ataupun sekedar nongkrong di kedai kopi. Mereka pun sering duduk bersebelahan dan bercanda. Nisa menyukai cara Aldi berusaha membuat semua orang di grup tertawa bersama melalui topik-topik ringan, dan Nisa sering menambahkan celetukan lucu yang semakin membuat suasana meriah. Aldi dan Nisa semakin nyaman satu sama lain, dan mereka memutuskan untuk bertemu lagi – tanpa mengajak teman-teman mereka yang lain. Aka, nge-date berdua saja.

Selera humor yang serupa dapat menjadi landasan memulai sebuah hubungan, karena cara kita menghadapi hidup sering kali tercerminkan dari apa yang kita anggap lucu, dan bagaimana kita menggunakan humor untuk berkomunikasi. Sedangkan selera humor yang berbeda dapat menjadi alasan kita tidak merasakan ketertarikan kepada seseorang. Tidak jarang orang yang memutuskan untuk tidak melanjutkan obrolan hanya karena alsan kecil seperti “Aku tadi ngelucu tapi dia senyumpun nggak!”

 

Tim SETIPE menandai humor sebagai salah satu aspek terpenting dalam sebuah hubungan, sehingga faktor humor dilibatkan dalam formula pemilihan pasangan. Humor tidak hanya dapat menentukan ketertarikan kita terhadap seseorang, namun juga hasil dari sebuah hubungan. Hasil dari riset dan perkembangan teori psikologi mengatakan manusia dengan humor yang aggresive dan self-defeating cenderung memiliki hubungan jangka panjang yang kurang bahagia, dan dapat berujung di perpisahan. Logika mudahnya adalah orang yang menggunakan tipe humor yang agresif cenderung membuat pasangannya merasa kurang bahagia dalam hubungan karena cenderung tidak ‘terfilter’ karena sibuk dengan kepuasan dirinya sendiri tanpa menimbang apakah humor yang dilempar akan berdampak negatif atau positif. Sementara orang dengan tipe humor affiliative cenderung lebih bahagia dalam hubungan, karena gaya humornya dapat menjadi caranya untuk memediasi hubungan dan sifat komprominya tersebut memiliki tingkat sukses lebih tinggi dalam pernikahan.

 

Apakah kamu sudah tahu tipe humor seperti apa yang dimiliki olehmu? Jika masih ragu, kamu tahu harus bertanya kepada siapa: tim psikolog SETIPE.COM